Belenggu

Tak mengerti jalan pikiranmu
Kau yang dingin bagai samudra artik
Kau yang meluluhkan hati bagai udara
Membiarkan butiran es melebur
Tanpa arah kemana ia mengalir

Kau yang membuat terbang bagai angin
Menari dengan daun-daun
Hingga membuatnya menyentuh daratan
Daun jatuh yang tak membenci angin
Mungkinkah, itu sosokku denganmu?

Dekat tapi tak satu
Bersatu dalam bayangan
Hadir saat terang menyapa
Hilang kala terang tiada
Akankah terus begitu?

Kau yang berlalu melewatiku
Dalam hati ingin menyapamu
Tertahan dalam bungkaman
Ku tetap melihatmu.. disini.. dari tempat ini

Aku yang memakai payung
Pipi pun tetap basah
Sesedih apapun juga
Kan slalu teringat
Dalam otak kecilku
Dalam ingatan memori
Yang kan kembali kepada-Nya